Ligadewa, simbol suci yang melambangkan persatuan dan kerukunan, mempunyai tempat tersendiri di hati masyarakat Bali. Simbol yang juga dikenal dengan nama Swastika ini merupakan lambang kuat yang telah digunakan selama berabad-abad dalam budaya dan agama Bali.
Di Bali, Ligadewa dipandang sebagai simbol keseimbangan dan keselarasan alam semesta. Hal ini diyakini dapat menyatukan kekuatan baik dan jahat, terang dan gelap, dalam kesatuan yang harmonis. Keempat lengan lambang melambangkan empat arah mata angin, melambangkan keterhubungan segala sesuatu di dunia.
Ligadewa banyak ditemukan di pura, rumah, dan tempat suci lainnya di seluruh Bali. Ini sering digunakan dalam upacara, ritual, dan persembahan sebagai cara untuk memohon berkah dan perlindungan. Simbol tersebut juga digunakan dalam seni dan arsitektur tradisional Bali, menambah rasa kesakralan dan spiritualitas pada lingkungan sekitar.
Sejarah Ligadewa berawal dari zaman kuno, yang asal usulnya berakar pada mitologi Hindu. Menurut legenda, simbol tersebut diciptakan oleh dewa Hindu Wisnu sebagai representasi keteraturan kosmis dan keselarasan di alam semesta. Konon Wisnu menggunakan Ligadewa untuk mengalahkan raja iblis Bali yang mengancam akan mengganggu keseimbangan dunia.
Meskipun memiliki makna spiritual yang dalam, Ligadewa sayangnya telah ternoda oleh hubungannya dengan rezim Nazi di Jerman selama Perang Dunia II. Simbol swastika yang digunakan oleh Nazi memiliki kemiripan yang mencolok dengan Ligadewa, sehingga menimbulkan kesalahpahaman dan kesalahpahaman tentang arti dan makna sebenarnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat gerakan yang berkembang di Bali untuk mendapatkan kembali kesakralan Ligadewa dan mendidik orang lain tentang makna sebenarnya. Banyak masyarakat Bali yang berupaya memisahkan simbol tersebut dari konotasi negatifnya dan mengembalikan tempatnya yang semestinya sebagai simbol persatuan dan harmoni.
Saat kita mengupayakan perdamaian dan keharmonisan di dunia yang semakin terpecah, Ligadewa berfungsi sebagai pengingat kuat akan keterhubungan segala sesuatu. Ini adalah simbol yang melampaui batas, budaya, dan kepercayaan, menyatukan kita dalam visi bersama tentang persatuan dan harmoni.
Di Bali, Ligadewa terus menginspirasi dan mengangkat hati masyarakat, menjadi mercusuar harapan dan pengingat akan kekuatan persatuan dalam menghadapi kesulitan. Semoga kita semua berusaha untuk mewujudkan semangat Ligadewa dalam kehidupan kita, merangkul persatuan dan keharmonisan dalam segala hal yang kita lakukan.
